6 Oktober 2010

Sebuah Sayatan

Sudah lama aku berniat memungut sebuah pisau yang tertancap di pokok kayu yang ada di seberang jalan setapak menuju Sungai di belakang rumahku. Bentuknya tidak terlalu istimewa. Pisau itu terbuat dari besi kuno, bermata ganda, tangkainya dililit karet ban. Heran, aku bisa tertarik oleh barang murahan yang amat tidak berharga. Pertama, aku melihatnya hanya serupa pisau dapur biasa. Tiada tertarik hatiku untuk memilikinya. Bahkan bermimpi untuk memegangnya saja, tidak pernah samasekali. Sebenarnya rasa penasaranku yang menginginkannya, atau lebih tepatnya cerita misteri seputar pisau itu yang membuatku sangat menginginkannya.

This is a preview of Sebuah Sayatan

Cinta Yang Gugur

Sejuta Kenangan melambai
Bersama jatuhnya daun
Satu per satu
Adakah yang terlewat,
kekeringan hati dan perasaan,
kekacauan jiwa dan fisik,
kebingungan otak,
keterjebakan yang tak kunjung selesai
di ruang dan waktu

Dimanakah cinta ?
Adakah dia jatuh bersama sang daun.
Adakah dia hadir sebentar untuk pergi.
Adakah dia datang bersama angin yang melambai
Adakah dia melebur dengan takdir

Duahi hati yang dahaga,
apakah yang bias membuatmu kembali bersemi ?
mungkinkah kau sulap semua keterjebakanmu,
kehilangan,
pengkhianatan,
kekerdilan,
kepengecutan,
egoisme,
syahwat,
hanya dengan jentikan jari
Tak !

Semua berubah.
Musim gugur berbalk semi
Yang berjatuhan kembali melayang,
Menghidupkan dahan dan ranting,
Menyuburkan,
Merindang,
menaung,
menyisakan kesegaran.

Bila kau bertanyadumanakah cinta ?
Iman adalah jawabnya.


By:SNAKE